Kenali Gejala Stroke, Segera Atasi Sedini Mungkin, dan Obati dengan Tepat


Penyakit stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi, serta bisa dicegah. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 pada angka 10,9 per mil. Bahkan menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada tahun 2018 penyakit stroke menghabiskan pembiayaan 2,56 Triliun Rupiah.


Hari peringatan stroke sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober, tema yang diangkat pada tahun 2019: #DontBeTheOne agar masyarakat tidak menjadi salah satu orang yang terkena stroke. Untuk di Indonesia hari peringatan stroke sedunia mengangkat tema 'Otak Sehat, SDM Unggul" untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala stroke, mengatasinya secara dini, dan mengobati stroke dengan tepat. Untuk itulah berlangsung acara Temu Kesehatan bersama blogger di momen peringatan hari stroke sedunia di Jakarta.


Narasumber pertama Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan: dr.Cut Putri Arieane, MH.Kes menjelaskan tingkat prevalensi stroke secara rata-rata di Indonesia pada angka 12,1 per mil. Provinsi dengan tingkat prevalensi tertinggi (14,7 per mil) ada di Kalimantan Timur, Provinsi dengan tingkat prevalensi terendah ada di Papua (4,1 per mil. Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta terbilang cukup tinggi di angka 12,2 per mil.


Penyakit stroke sebenarnya bisa dicegah dengan memperhatikan faktor risiko stroke: hipertensi, diabetes, saking jantung lain, merokok, narkotik, konsumsi alkohol, pola makan, dan kurang aktivitas fisik.

Kebijakan Kemenkes dengan melakukan promosi kesehatan untuk memberikan  informasi dan edukasi kepada masyarakat luas. Sehingga dapat mencegah faktor risiko agar tidak terjadi stroke, mengenali tanda awal terjadinya stroke, sehingga bisa mendapatkan pengobatan, dan jika sudah terkena segera diobati. Tujuan dari promosi kesehatan yang dilakukan Kementeriam Kesehatan untuk meningkatkan awereness bahwa stroke bisa dicegah, mengenali faktor risikonya.

Kementerian Kesehatan mendorong lebih ke deteksi dini dilakukan masyatakat, terlebih pada orang dengan gaya hidup berisiko, perlu lakukam deteksi dini satu bulan sekali, minimal pemeriksaan tekanan darah. Bisa diukur sendiri, jika memiliki alatnya. Jika tidak punya alatnya, bisa datang ke faskes primer dengan membawa kartu BPJS Kesehatan. Selain itu juga di satu desa ada satu pos bindu, kader-kader kesehatan yang akan membantu deteksi diri stroke melalui pemeriksaan hiertensi, diabetes, dan obesitas yang bisa menjadi penyebab stroke baik stroke sumbatan ataupun stroke pendarahan.

Cara mengenali Stroke dengan SeGeRaKeRS:
Senyum tidak simetris, sulit menelan air minum
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
BicaRa Pelo, tiba-tiba bicara tidak nyambung
Kebas/baal, kesemutan
Rabun, pandangan kabura
Sempoyongan/sakit kepala



Jika ditemukan gejala, segera bawa UGD yang ada di RS untuk mencegah terjadinya kecacatan permanen. Terapkan GERMAS berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan perilaku Hidup CERDIK untuk mencegah penyakit tidak menular, termasuk penyakit stroke:

C=Cek kesehatan secara berkala, E=Enyahkan asap rokok,
R=Rajin aktifitas fisik,
D=Diet sehat dengan kalori seimbang, I=Istirahat cukup
K= Kelola stress

Narasumber kedua Sekretaris Pokdi Stroke dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dr Al Rasyid SpS(K),  menjelaskan yang harus menjadi fokus bersama saat ini adalah pencegaja stroke. Jika sudah pernah terjadi stroke, cegah agar tidak terjadi lagi. Kenali diri sendiri dan anggota keluarga terdekat, jika ada mengalami gejala-gejala stroke.


Selain itu tanpa disadari kita mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi yang berakibat terjadinya hipertensi (yang menjadi faktor risiko terbesar terjadinya stroke). Kita perlu bijak dalam konsumsi ikan asin dengan sambal, bisa jadi mengandung tambahan garam dan gula yang tinggi tak disadari.

Definisi stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebakan kematian.

Stoke tipe iskemik, stroke disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah di otak dan hemaragik/pendarahan. stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak.erdasarkan data Indonesia Stroke 2012-2024 memperlihatkan kejadian stroke iskemik/sumbatan 67% dan stroke hemagragik/pendarah 33%.

Ada faktor risiko stroke adalah hal-hal yang bisa mempercepat terjadinya serangan stroke, yaitu faktor risiko yang tidak bisa diubah  (umur, jenis kelamin pada pria lebih banyak, ras tertentu, dan genetik/riwayat keluarga). Namun, ada faktor risiko. yang bisa diubah (hipertensi, diabetes, penyakit stroke, merokok, stres, migrain, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan lainnya).



Semakin bertambah usia, harus semakin rajin periksakan gejala stroke. Jika ada mati rasa, lemah, lumpuh pada wajah, lengan atau kaki pada sisi tubuh, gangguan visual, gangguan bicara, tersandung jika berjalan, pingsan, dan koma segera datang ke rimah sakit agar dilakukan pemeriksaan dengan CT Scan.

Kesimpulan: Pada momen peringatan hari stroke sedunia pada 29 Oktober, mengingatkan kita untuk mengenali gejala stroke, segera atasi sedini mungkin, dan obati stroke dengan tepat. Untuk pencegahan penyakit stroke, terapkan perilaku hidup CERDIK (C=Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress).

Komentar